Kejadian ini terjadi di Bandara Internasional Vancouver, Kanada seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (14/5/2008).
Keluarga bocah berusia 23 bulan itu baru saja tiba di Kanada dari Filipina. Mereka terburu-buru untuk mengejar penerbangan berikutnya ke Kota Winnipeg, Kanada. Karena nyaris terlambat, keluarga itu pun berlari-lari menuju pintu keberangkatan bandara. Saat itulah, keluarga tersebut terpencar.
Ayah sang bocah, Jun Parreno mengira putranya ada bersama istrinya serta kakek dan nenek sang anak. Namun sebaliknya, istrinya mengira si anak bersama ayahnya.
Di atas pesawat, keluarga tersebut duduk terpisah. Sehingga mereka belum menyadari kalau mereka telah meninggalkan buah hati mereka di bandara.
Si anak yang tak bisa berbahasa Inggris itu akhirnya ditemukan oleh seorang petugas keamanan bandara. Para petugas maskapai Air Canada kemudian menyampaikan soal anak tersebut kepada para penumpang pesawat. Saat itulah orangtua sang bocah menyadari kelalaian mereka.
Karena anak tersebut masih kecil, dia tidak mendapat boarding pass dan seharusnya duduk di pangkuan orangtuanya selama penerbangan. Buntutnya, kru pesawat juga tidak menyadari kalau ada penumpang yang hilang.
Setelah menyadari anaknya tidak bersama mereka, Parreno, ayah sang bocah harus terbang kembali ke Vancouver untuk menjemputnya. Setelah itu Parreno dan putranya kembali naik pesawat ke Winnipeg untuk bergabung dengan keluarganya.
Selama menunggu dijemput ayahnya, si anak berada di kantor maskapai Air Canada. Para staf memberikannya beberapa mainan.
"Air Canada mengasuh dia dengan baik," kata Parreno. "Saya berterima kasih," imbuh pria itu.(ita/ana)
Memang aneh, tapi nyata.
0 comments:
Post a Comment